Zubair bin Al-Awwam: Sang Pembela Rasulullah ﷺ
Zubair bin Al-Awwam: Sang Pembela Rasulullah ﷺ
Kamu pasti tahu, setiap nabi punya pengikut setia. Rasulullah ﷺ sendiri bilang, “Setiap nabi punya pembela setia, dan pembelaku adalah Zubair.” Wah, sudah kebayang kan betapa spesialnya Zubair bin Al-Awwam?
Bayangkan ini: Zubair bukan cuma keponakan Rasulullah ﷺ (ibunya, Shafiyah, adalah bibi Nabi), tapi juga punya garis keturunan yang luar biasa. Bibinya adalah Khadijah, istri pertama Rasulullah. Istrinya, Asma binti Abu Bakar, adalah kakak dari Aisyah, istri Nabi. Oh, dan dia juga salah satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga! Belum cukup? Jibril pernah turun dengan wujud menyerupai Zubair, membawa 50.000 malaikat yang juga menyerupai dia! Kalau ini bukan kehormatan besar, lalu apa lagi?
Zubair yang Selalu Siap Membela
Di awal masa kerasulan, Zubair masih remaja. Suatu hari, dia mendengar kabar bahwa Rasulullah ﷺ ditangkap dan dibunuh. Anak kecil mana yang nggak panik? Tapi Zubair berbeda. Dia langsung ambil pedangnya dan berjalan cepat di jalanan Mekah, penuh tekad seperti anak singa. Orang-orang heran, “Ada apa dengan anak kecil ini? Kok bawa pedang?” Ketika Rasulullah ﷺ melihat Zubair, beliau bertanya, “Kenapa kamu, Zubair?” Dan Zubair kecil menjawab, “Aku dengar engkau ditangkap, jadi aku datang untuk membela!”
Bisa kamu bayangkan keberanian Zubair kecil ini? Rasulullah ﷺ pun terharu melihat semangatnya. Dari usia muda, Zubair sudah siap memberikan segalanya demi Rasulullah.
Pahlawan di Medan Perang
Kisah Zubair terus berlanjut. Di perang Uhud, ada seorang prajurit kafir tangguh bernama Thalhah bin Abi Thalhah yang menantang pasukan Muslim untuk duel. Semua ragu-ragu—kecuali Zubair. Dengan penuh percaya diri, dia maju, lompat ke arah unta Thalhah, menjatuhkannya, lalu menebas kepala musuh itu. Rasulullah ﷺ yang melihat kejadian itu langsung berseru, “Allahu Akbar!”
Di perang Yarmuk, Zubair kembali menunjukkan keberaniannya. Dia menunggangi kudanya, menerobos pasukan Romawi sendirian, membawa dua pedang di tangannya, memenggal kepala musuh di kanan dan kiri. Orang-orang Romawi nggak tahu apa yang menimpa mereka—yang mereka lihat cuma badai manusia yang nggak bisa dihentikan.
Lalu, ada perang di Mesir, di Benteng Babilon. Pasukan Muslim sudah mengepung benteng itu selama tujuh bulan tanpa hasil. Tapi begitu Zubair datang, semuanya berubah. Dia memanjat dinding benteng tinggi itu seperti raksasa. Ketika sudah sampai di puncak, dia mengangkat pedangnya dan berteriak, “Allahu Akbar!” Suaranya menggema, membuat pasukan Romawi panik dan menyerah.
Teladan untuk Generasi Kita
Zubair bin Al-Awwam adalah pahlawan sejati. Dia bukan cuma pejuang yang berani, tapi juga orang yang tulus dan penuh iman. Kisah hidupnya adalah pelajaran buat kita semua—tentang keberanian, loyalitas, dan cinta kepada Rasulullah ﷺ.
Dan ingat, setiap kali nama Zubair disebut, ada satu nama lain yang selalu dikaitkan dengannya. Siapakah sahabat mulia itu, yang bahkan disebut “syahid yang masih hidup”?
Bersambung...
Comments
Post a Comment