Thalhah bin Ubaidillah: Sang Syahid yang Berjalan di Bumi
"مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا"
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu, serta mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya).”
(QS. Al-Ahzab: 23)
Rasulullah ﷺ pernah berkata tentang Thalhah:
"هذا ممن قضى نحبه"
"Orang ini termasuk yang telah memenuhi janjinya (kepada Allah).”
Sang Pembela Rasulullah ﷺ
Thalhah bin Ubaidillah adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Beliau termasuk delapan orang pertama yang masuk Islam dan salah satu dari enam anggota Syura yang Rasulullah ﷺ wafat dalam keadaan ridha terhadap mereka.
Rasulullah ﷺ memberinya banyak julukan, seperti Thalhah Al-Khair (Thalhah yang baik), Thalhah Al-Fayyadh (Thalhah yang dermawan), dan Thalhah Al-Jud (Thalhah yang murah hati). Tapi yang paling dikenal adalah keberaniannya di medan perang, terutama di Perang Uhud, yang mengukuhkan dirinya sebagai “syahid yang berjalan di bumi.”
Keberanian yang Luar Biasa
Mari kita kembali ke momen kritis di Perang Uhud. Rasulullah ﷺ terkepung oleh pasukan Quraisy. Dari sembilan sahabat yang melindungi beliau, tujuh sudah gugur, menyisakan dua orang terakhir. Dalam keadaan genting ini, datanglah Abu Bakar yang berlari sekuat tenaga menuju Rasulullah ﷺ. Dari kejauhan, ia melihat seorang lelaki bertarung seperti harimau. Lelaki itu melindungi Rasulullah ﷺ dengan tubuhnya, menangkis panah dan tombak, lalu kembali menyerang musuh dengan pedangnya.
Abu Bakar berkata dalam hatinya, “Ya Allah, semoga itu Thalhah! Demi ayah dan ibuku, semoga itu dia!”
Dan benar, lelaki itu adalah Thalhah bin Ubaidillah! Dengan penuh keberanian, Thalhah berdiri di depan Rasulullah ﷺ, melindungi beliau dengan tubuhnya. Panah-panah yang diarahkan ke Rasulullah ﷺ ia terima dengan badannya sendiri. Darah mengalir deras, tapi ia tetap bertahan.
Tiba-tiba, sebuah panah melesat cepat, ditujukan langsung ke Rasulullah ﷺ. Thalhah yang sedang bertarung melihat panah itu, dan tanpa pikir panjang, ia menerjang panah tersebut. Dengan tangannya, ia menangkap panah itu sebelum mengenai tubuh Rasulullah ﷺ. Panah itu menembus tangannya hingga darah bercucuran.
Melihat pengorbanan itu, Rasulullah ﷺ berkata, “Seandainya kau mengucapkan Bismillah, niscaya malaikat akan mengangkatmu di hadapan manusia.”
Luka yang Membawa Kemuliaan
Ketika Abu Bakar akhirnya tiba, ia melihat Thalhah terkapar dengan lebih dari 70 luka—tebasan pedang, tusukan tombak, dan tembakan panah. Rasulullah ﷺ berkata kepada Abu Bakar dan Abu Ubaidah, “Bantu saudara kalian, karena dia telah menunaikan tugasnya.”
Kisah heroik ini membuat Rasulullah ﷺ berkata, “Thalhah dan Zubair adalah tetanggaku di surga.”
Inspirasi untuk Kita Semua
Thalhah adalah simbol keberanian, pengorbanan, dan kesetiaan. Sayangnya, banyak dari kita yang belum mengenal kisahnya. Padahal, musuh-musuh Islam sangat memahami sejarah kita. Mereka tahu bahwa Thalhah dan Zubair adalah pilar kekuatan umat.
Inilah saatnya kita mengenal para pahlawan sejati Islam seperti Thalhah bin Ubaidillah. Jangan biarkan cerita mereka tenggelam. Karena dengan mengenal mereka, kita bisa belajar tentang keberanian dan cinta sejati kepada Allah dan Rasul-Nya.
(Bersambung...)
Comments
Post a Comment