Abu Bakar Ash-Shiddiq: Pelopor Keimanan dan Penakluk Dua Kekaisaran

Tokoh Besar Pertama dalam Umat Islam

Abu Bakar Ash-Shiddiq

"Namun Allah dan orang-orang beriman tidak menginginkan selain Abu Bakar."(Sabda Rasulullah ﷺ)

Tidak diragukan lagi bahwa menyusun nama-nama tokoh besar dalam umat Islam berdasarkan keutamaan dan kedudukan mereka adalah tugas yang sulit. Dalam buku ini, saya tidak bertujuan untuk membahas keagungan mereka secara mutlak, melainkan saya memutuskan untuk memilih jalan tertentu tanpa menghiraukan zaman yang berbeda atau perbedaan tempat. Tujuannya adalah untuk menampilkan keagungan mereka dengan gaya tertentu. Oleh karena itu, saya memilih Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai sosok pertama tanpa keraguan atau perselisihan. Ia menjadi seperti tiang utama dalam menyusun daftar ini, karena menurut saya keagungan beliau telah mencapai puncaknya dengan tindakan yang penuh kebajikan yang tidak tertandingi oleh siapa pun dalam Islam.

Ketika saya menyebutkan nama Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه, tidak perlu ada keraguan atau alasan untuk tidak mengutamakannya. Hal ini karena Rasulullah ﷺ sendiri pernah berkata, "Namun Allah dan orang-orang beriman tidak menginginkan selain Abu Bakar."," sebagai bentuk pujian dan pengakuan atas kedudukannya yang agung di kalangan umat Muslim.

Oleh karena itu, sudah jelas bahwa memilih Abu Bakar sebagai sosok pertama dalam daftar ini adalah keputusan yang tepat, karena keutamaannya melebihi siapa pun, termasuk para nabi lain di waktu tertentu. Bahkan, dia adalah manusia paling mulia setelah para nabi. Dia adalah orang pertama yang masuk surga setelah para nabi, karena dialah yang memikul beban Islam di masa-masa sulit.

Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه adalah sahabat utama Rasulullah ﷺ sebelum dan sesudah kenabian. Beliau adalah manusia satu-satunya yang Allah pilih dari atas tujuh lapis langit untuk menemani Rasulullah dalam hijrah.

Dia adalah sosok pertama yang dalam sejarah mempercayai kerasulan Muhammad ﷺ dan termasuk orang yang paling agung di antara sepuluh sahabat yang dijanjikan surga, juga orang pertama yang meneguhkan langkah di bumi setelah para nabi. Abu Bakar adalah pria yang memikul beban dakwah sejak awal Islam, menjadi Muslim pertama yang dengan cepat menerima agama ini. Dia adalah satu dari lima sahabat yang dijamin surga, termasuk Khadijah رضي الله عنها, Ali رضي الله عنه, dan Abu Bakar رضي الله عنه, yang merupakan khalifah pertama Rasulullah ﷺ.

Keagungan Abu Bakar رضي الله عنه tidak muncul begitu saja setelah Islam, melainkan merupakan wujud kesempurnaan pribadi yang telah ada sebelumnya. Bahkan sebelum Islam, dia telah menjadi tokoh terpandang di kalangan masyarakat Quraisy karena pengalamannya, kebijaksanaannya, dan kedermawanannya dalam memimpin urusan masyarakat Mekah.

Keutamaan Abu Bakar di atas semua sahabat lainnya tidak diragukan lagi oleh siapa pun. Hal ini disebabkan oleh ketinggian akhlaknya yang sulit dibandingkan dengan siapa pun. Sebab, keagungannya mencakup dimensi spiritual, moral, dan historis.

Abu Bakar adalah pendamping Rasulullah ﷺ yang setia, tidak hanya dalam jihad fisik, tetapi juga dalam perjuangan spiritual. Dia adalah manusia pertama yang melanjutkan jalan kenabian setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Keberanian, kesabaran, dan keimanannya yang kokoh membuatnya menjadi tokoh penting dalam mempertahankan kesatuan Islam.

Ketika berbicara tentang peran Abu Bakar رضي الله عنه dalam mempertahankan akidah tauhid di tengah manusia setelah masa kegelapan akibat penyimpangan umat sebelumnya, dia menjadi simbol keteguhan dalam membawa kebenaran. Dia melanjutkan misi para nabi untuk menyampaikan risalah Allah, menjaga keaslian ajaran wahyu, dan memimpin umat Islam menuju jalan yang benar.

Kaum Nabi Nuh menjadikan wali-wali Allah yang saleh sebagai sesembahan selain Allah, baik dengan sengaja maupun tanpa sengaja, dengan anggapan bahwa tindakan itu akan mendekatkan mereka kepada Allah. Maka, ada wanita yang berdoa kepada orang mati agar dikaruniai keturunan, dan ada pria yang mendatangi makam orang mati untuk menghilangkan kesedihan dan kegelisahan. Bahkan, sebagian orang sampai melakukan thawaf di sekitar makam nabi-nabi mereka dan wali-wali Allah yang saleh. Hal ini menjadikan mereka lebih dekat kepada kekufuran daripada keimanan!

Karena risalah Muhammad ﷺ adalah risalah terakhir yang diutus untuk manusia, maka hilangnya atau diselewengkannya risalah ini berarti hilangnya masa depan manusia dan sebab keberadaannya. Kenyataannya, hal itu hampir saja terjadi jika bukan karena Allah menyiapkan seorang pria bernama Abdullah bin Utsman Abu Quhafah bin Amir at-Taimi al-Qurasyi, yang dikenal dalam sejarah sebagai Abu Bakar Ash-Shiddiq (karena dia masuk Islam di masa awal dan langsung membenarkan peristiwa Isra dan Mi’raj sejak pertama kali mendengarnya!).

Sosok besar ini berdiri kokoh setelah wafatnya kekasih jiwanya dan sahabat hidupnya (Rasulullah ﷺ) untuk menjelaskan kepada umat Islam prinsip paling agung yang pernah dikenal manusia setelah para nabi. Prinsip ini ditulis, demi Allah, dengan tinta emas:

"Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup dan tidak akan pernah mati."

Keutamaan kedua Abu Bakar adalah kemenangannya atas pasukan Romawi dan Persia sekaligus!

Rasulullah ﷺ telah berusaha selama hidupnya untuk menyampaikan risalah tauhid kepada seluruh umat manusia. Beliau menggunakan cara-cara damai dalam dakwah, mengirimkan surat kepada para raja dunia yang mengajak mereka untuk menyembah Tuhan manusia dan meninggalkan penyembahan sesama manusia. Namun, para raja tersebut melihat Islam bertentangan dengan kezaliman dan keangkuhan mereka terhadap rakyat yang lemah. Maka mereka membunuh para utusan dan menghalangi pesan Islam sampai kepada rakyat mereka.

Kisra Persia yang sombong (Khosrau II) merobek surat Rasulullah ﷺ dan memerintahkan bawahannya di Yaman untuk menangkap Nabi. Sedangkan Kaisar Romawi (Heraklius Augustus) memerangi Islam meskipun dia mengakui kebenaran kenabian Muhammad ﷺ (sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut dalam buku ini).

Karena itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه mengambil langkah besar yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun dalam sejarah para penakluk. Diketahui bahwa ada prinsip militer yang tetap sejak dahulu kala, yang masih diajarkan di akademi militer modern, yaitu menghindari membuka lebih dari satu front perang dalam pertempuran. Namun, Napoleon Bonaparte mengalami kekalahan saat membuka front kedua melawan Rusia Tsar.

Pasukan Adolf Hitler hancur berkeping-keping ketika ia memutuskan untuk membuka front timur di Stalingrad. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang pertama dalam sejarah bumi yang melanggar prinsip militer ini dengan melawan pasukan dari dua kekaisaran terbesar di dunia pada waktu yang bersamaan. Setelah kaisar Persia dan Romawi menolak mengizinkan para dai Islam menyampaikan risalah tauhid kepada rakyat yang tertindas, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengirim pasukan cahaya yang mayoritasnya adalah sahabat Muhammad bin Abdullah.

Abu Bakar menaklukkan benteng-benteng Kisra di front timur dengan pasukan yang dipimpin oleh pahlawan legendaris Khalid bin Al-Walid. Sementara itu, ia mengguncang wilayah Romawi di front barat dengan pasukan yang dipimpin oleh raksasa Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah. Tidak lebih dari beberapa tahun sejak Abu Bakar mengumumkan perang terhadap dua kekaisaran terbesar yang pernah dikenal sejarah secara bersamaan, negara Islam pun menjadi negara adidaya pertama di dunia.

Perlu dicatat bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه bukanlah yang terakhir melanggar prinsip militer ini. Para pemimpin lain juga berhasil melakukannya (semuanya, tanpa terkecuali, berasal dari umat Islam!). Para sejarawan militer pun bingung menyelesaikan teka-teki ajaib ini.

Teka-teki ajaib itu juga berkisar pada seorang pria yang muncul di ujung dunia Islam di wilayah Maghrib lebih dari 1300 tahun setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq. Pria ini tidak hanya melawan dua kekaisaran, tetapi juga menghadapi tiga kekaisaran terbesar di dunia pada masa itu!

Siapakah pria agung yang dilahirkan oleh umat Islam ini, yang namanya menjadi simbol bagi para pejuang di seluruh dunia? Bagaimana ia menginspirasi para pejuang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam memahami arti perjuangan bersenjata? Mengapa para pejuang Vietnam menganggapnya sebagai guru dalam perjuangan mereka melawan imperialisme global?

Apa cerita di balik Pertempuran Annual yang legendaris, yang tanpa ragu adalah salah satu hari-hari Allah yang abadi? Dan apa rahasia pesan telegram terenkripsi yang dikirim ke Sekretaris Jenderal Liga Arab pada tahun 1947 dari pelabuhan Sana’a, Yaman?

(Bersambung)

Comments

Popular posts from this blog

Legenda "Arthobun" Arab: Amr bin Al-Ash

Para Sahabat Rasulullah ﷺ: Pilar Perjuangan dan Penjaga Keagungan Islam